Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Kumpulan Kamus Peribahasa Jawa Yang Populer

×

Kumpulan Kamus Peribahasa Jawa Yang Populer

Share this article
Sejarah Bahasa Indonesia Terlengkap

Kamus Peribahasa Jawa Populer – Bila berbicara tentang Jawa maka yang akan terlintang di benak adalah adat istiadatnya yang menawan juga keramhan orang-orangnya tak lupa kita akan ongat dengan pesona wisatanya yang begitu memukau siapapun yang datang berkunjung. Ya, Jawa memang dikenal dengan budaya nya serta tradisi yang kental dan juga memiliki karakteristik yang bermacam-macam.

Dan orang Jawa sangat memperhatikan bahasa yang mereka guanakan, apalagi orang Jawa yang terdahulu. Jika di amati sangat berbeda dengan peribahasa berbahasa Indonesia lho. Dikarenakan peribahasa Jawa ini lebih ringkas dan simpel.

Kamus Pribahasa Jawa Populer

Dan Perbedaan yang lainnya juga terletak pada akhiran kalimat/kata, kebanyakan peribahasa Jawa ialah menggunakan akhiran yang hampir sama dengan pantun atau dengan huruf yang sama di akhir kata.

Dibawah ini ada pribahasa Jawa yang bisa kamu gunakan untuk menambah pengetahuan atau sekedar untuk membuat status di media sosial

  • Tepa Salira : melakukan sesuatu pada orang lain harus dibandingkan jika hal itu dilakukan pada diri sendiri. Contoh : jangan mencubit orang lain jika diri sendiri kesakitan bila dicubit.
  • Thak-thakan kaya klothak : orang yang banyak tingkah dan bicara.
  • Padha dene lek sanga : sama-sama manusia biasa, mengapa takut, malu, segan, dan lain sebagainya?
  • Padu balung tanpo isi : mempertengkarkan sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
  • Padu jiwa dikanthongi : orang yang pandai bersilat lidah (berdebat, bertengkar) ibarat sudah mendalami ilmunya kiai jiwa.
  • Mepet ana rembese : orang yang mengingkari hutangnya, tetapi kemudian ada bukti atau saksi yang mengetahui transaksi itu.
  • Merak kekancang : orang yang memamerkan kepandaiannya, agar dilihat banyak orang.
  • Merangi rai : orang yang mempermalukan orang lain di hadapan orang banyak.
  • Meneng-meneng ngandhut godhong randhu : tampak dari luar pendiam dan baik, tetapi di dalam hatinya pendengki dan jahat.
  • Ewuh aya ing pambudi : seuatu zaman yang rusak dan membuat orang susah untuk mengambil sikap, juga susah mencari rizeki.
  • Eyang-eyung karepe : orang yang tidak mempunyai pendirian yang kuat dan sering berubah-ubah karena selalu ragu-ragu.
  • Mendhem pari jero : orang yang berbuat kebaikan tidak untuk mendapat balasan bagi dirinya sendiri, melainkan untuk anak cucunya kelak.
  • Mendhang kebaratan : orang yang berkelana tidak tentu tujuan.
  • Menangi gajih tumumpang : orang yang tinggal menerima enaknya saja, tanpa ikut bersusah payah mempersiapkan.
  • Esuk dhele sore tempe : orang yang ucapannya sering berubah-ubah, tidak bisa dipegang (mencla-mencle)